Selasa, 16 September 2008

“OLEH-OLEH” DARI PARUNG DAN CIBATOK





Meskipun perjalanan dan rencana ini sudah merupakan yang ke dua dan sudah direncanakan cukup lama, tapi ternyata masih ada juga kekurangannya.
Mulai sejak persiapan brangkat yang agak tersendat ngumpul hingga koordinasi dalam perjalanan yang kurang rapi menjadikan “TOURING” kita kali ini masih banyak yang harus diperbaiki.

Persiapan Brangkat

Sedikit mengalami keterlambatan dikarenakan unit SMA tiap sabtu terakhir ada makan siang bersama. Guru dan karyawan memang diwajibkan mengikuti acara untuk menggalang kebersamaan ini.(itung-itung makan gratis ) jadi sayang kalo dilewatkan.
Jadi kumpul yang direncanakan jam 12.30 terpaksa molor dikit. Setelah selesai makan ternyata salah satu anggota yaitu Pak Parji belom juga nongol karena orang ini memang seksi sibuk jadi harus memberesi tempat yang dipakai makan siang bersama.
Kira-kira pukul 14.15 barulah semua kumpul dan akhirnya brangkat menuju Parung Ciseeng lewat kuningan, Buncit Raya. Sesampai di perempatan Ragunan kita ke kanan arah Lebak Bulus. Tapi sempat berenti 30 menitan karena menunggu Toyo yang masih nyusul karena dia datang telat di CC. Setelah Toyo bergabung, maka perjalanan dilanjutkan menuju Lebak bulus trus potong jalan menuju Pondok Cabe, Cirende.

Kejadian Pertama
Nah…diperjalanan ini rupanya kasus pertama terjadi yaitu ada anggota yaitu Pak Parji yang bener-bener kebelet dah ga tahan lagi buang air besar. Maka tanpa ba bi bu….belom sempat matiin motor dan cabut kuncinya pak Parji langsung nyelonong numpang ke WC tempat bengkel mebel. Mau gak mau Heru ketiban jaga motornya. Untung di situ ada WC. Kalo kaga……wah….bisa berabe tuh celana pak Parji. Hehehehe…

Disinilah awal kasus kedua bermula….
Rupanya tidak semua anggota touring tahu kalo pak parji kebelet. Maka setelah menungu kira2 hampir 1 jam ga nongol-nongol, maka rombongan memutuskan untuk jalan duluan karena kita berfikir Pak Parji udah bersama Heru yang punya pengalaman touring dan blusak-blusuk di wilayah Jakarta. Disamping itu pak Parji juga bawa HT alat komunikasi yang cukup efektif sebenarnya.
Eee….ga taunya Heru dan Parji salah ambil jalan, mereka berdua ambil arah yang berlawanan dengan rombongan yang udah duluan. Nah lo……makin kacau aja di sini. Pak parji yang jam terbangnya belom banyak (emangnya pilot??? ) malah pisah sama Heru. Antara Heru dan Parji jadi saling tunggu-menunggu, cari mencari. Entah apa sebabnya Heru yang udah cukup berjiwa petualang ini bisa menemukan arah ke Parung.

Peristiwa ketiga
Setelah Heru berpisah dengan Parji….disinilah peristiwa makin runyam….Kami berkali-kali mengontak Parji dengan HT dan HP tetapi ga ada reaksi. Rupanya HP Parji juga sudah death alias mati.
Pak Parji yang jiwa petualangannya masih perlu diasah, rupanya memutuskan untuk Come back alias pulang kembali ke markasnya di Menteng Raya 64. Sangat disayangkan memang. Tapi apa boleh buat ini semua udah terjadi. Semoga kali lain dapat dikoordinasikan dengan lebih rapi. Maaf ya Pak Parji…..!!!

Di Rumah Abah “Gendut” Muin.

Setelah sempat menunggu Heru dan Parji di Polsek Parung kira-kira 30 menit ga menampakkan batang hidungnya, maka rombongan memutuskan melanjutkan perjalanan menuju rumah Pak “Gendut” Muin di Ciseeng. Kita berharap semoga Heru yag kaya pengalaman bisa mencari sendiri dari kesulitan yang dihadapi. Baru kira-kira jalan 1 km dalam kondisi jalan yang ajrut-ajrutan alias rusak, rombongan dihadapkan pada kemacetan yang teramat parah. Rombongan sempat ga bisa bergerak beberapa menit di pasar Parung. Lepas dari Pasar parung yang macetnya luar biasa, kita bisa jalan lancar menuju rumah Abah “Gendut” Muin. Sampai di rumah bah Gendut kira-kira pukil 19.20. wib. Walau si Abah sempat nungguin berjam-jam di Balai desa, tapi rombongan nyelonong aja karena rombongan ga liat Abah Gendut. Abis Bah Gendut Gelap sih… hahahaha……

Makan Malam di Abah “Gendut”
Pucuk dicinta ulam tiba,…begitulah pepatah yang pas untuk menggambarkan suasana batin rombongan yang udah empot-empotan karena lamanya perjalanan dan perut udah pada keroncongan. Sampai di bah Gendut rupanya hidangan istimewa udah disiapkan buat kita. Sayur asem, Balado jengkol, kacang teri sungguh menu yang istimewa buat kami. Semua pada melampiaskan kelaparannya sehingga udah ga ada yang pake malu lagi.,karena rasa malunya adah pada digadein kali ya? Semua makan malam bersama-sama dalam suasana akrab dan kekeluargaan. Wah….si Medi makanya banyak juga ya? Sampai nambah aja sepiring penuh…wauww….ga apa-apa namanya juga gratis.
Tapi jujur saja saya pribadi merasa ada yang mengganjal dan ga enak mengingat ada 2 anggota yang pisah dan belom kembali bergabung. Tapi karena saya juga laper berat, akhirnya nambah juga tuh makanya. Hihihihi…
Maka kamipun makan sekenyangnya.

HERU SI “ANAK HILANG” TELAH KEMBALI
Baru aja kami selesai makan dan berasep ria alias merokok, Heru yang tersesat menelpon salah satu dari rombongan. Akhirnya dia dijemput ke Balai Desa oleh abah Gendut. Rupanya Heru udah sampai duluan di daerah Parung dari pada rombongan pertama. Hanya karena dia ga ada alamat maka ga bisa langsung ketemu tempat tujuan.
Jadilah kami menunggu si “anak hilang” makan terlebih dahulu.
Setelah Heru si “anak hilang” kenyang, dan istirahat sebentar buat basa-basi, maka kami melanjutkan perjalanan menuju Cibatok. Kira –kira kami brangkat dari abah Gendut pukul 20.00 wib.




Menuju Cibatok

Dengan dipandu oleh Toyo si raja hutan, kami melanjutkan perjalanan lewat jalan alternative. Serasa lewat negeri antah berantah karena kami sama sekali belom pernah mengalami lewat jalan ini. Maklum Pemandunya adalah Toyo yang sudah level Maha Guru dalam blusak-blusuk antar kampung. Ternyata perjalanan menuju Laweu Liang, trus belok kanan menuju Cibatok. Selama perjalanan ini kami berkali-kali diguyur ujan. Lagi-lagi…disini rombongan terpisah menjadi dua. Yang satu ikut Maha guru Toyo, yang lain saya pandu sendiri. Kebetulan saya pernah ke Cobatok jadi sama sekali ga panik.
Akhirnya di sebuah pertigaan ( namanya aku lupa) kedua rombongan yang terpisah berkumpul kembali. Kami bersama-sama menanjak menuju cibatok.
Wau….lumayan juga tanjakannya, jadi suara motor sempat ngos-ngosan juga. Ini dikarenakan Pemandu jalan memilih jalur Pasir Rengit ( kalo ga salah loh ). Ada juga jalur yang tidak terlalu terjal tanjakannya. Tapi ya itung-itung tes kendaraan kita dan ternyata semuanya ok.

Sampai Cibatok
Kira-kira pukul 22.00 lewat dikit, rombongan sampai di base camp Cibatok. Base camp ini juga tempat nya “mertua” Toyo. Kusut, lelah. Cape,dingin, semua terasa hilang karena kami merasa sudah sampai puncak. Maka segera kami pesan minuman panas ada teh ,kopi,susu dan kopi susu dan Indomie tergantung kesukaan masing-masing.
Selesai makan dan minum kami begadang dengan main kartu remi dan domino. Baru kira-kira jam 2 pagi temen-temen mulai rebahan satu persatu. Hawa dingin yang menusuk tulang membuat tidur kami banyak terbangun. Maklum dinginya melebihi Puncak pas.

Curug seribu/sewu
Pagi setelah bangun, ada yang mandi ada yang tidak, kami sarapan nasi goreng dengan telor mata sapi ( menu standart).
Pukul 9.00 kami rame-rame jalan menuju Curug sewu/air terjun. Perjalanan yang cukup tantangan karena medan yang terjal dan jalan setapak membuat kami harus waspada melangkah. Salah melangkah bisa-bisa kami tercebur kejurang yang dalamnya ga ketulungan.(ga dilebih2in loh ).
Sesampai di air terjun, kami semua menikmati pemandangan alam yang luar biasa indah dan menyadari kekuasaan Tuhan yang luar biasa. Kesempatan ini tentu tidak kami sia-siakan untuk mengabadikan kenangan ini dengan jeprat-jepret berfoto ria. Makasih Edy…kamu rela membawa kamera.Masing-masing dengan gaya dan acting bak bintang film, kami bergaya biar keliatan ganteng dikit. Yang lebih banyak jadi juru foto adalah si Yulianus.
Setelah puas bermain air dan berfoto ria, kami kembali ke base camp. Nah disini rupanya Andy yang lemaknya banyak rupanya ngos-ngosan juga. Kaki serasa berat dan gemetar. Maka Toyo langsung membawakan tas Andy dan saya ikut menemaninya.dengan beberapa kali istirahat akhirnya kita bertiga sampai jugadi base camp. Sementara rombongan udah pada jalan duluan.
Sesampai di Base Camp kami udah membayangkan makan siang bersama dengan menu ayam goreng. Maklum paginya emak yang punya base camp udah motong ayam. Ternyata bayangan kami meleset. Ga taunya ayam yang dipotong tadi pagi bukan disiapkan untuk kita. Kasihan deh lo……emang enak….
Ini di sebabkan miss communication antara Toyo dan emaknya. Maklum Toyo kadang serius ama canda susah dibedain jadi emak yang punya base camp dikirain Toyo Cuma bercanda,
Akhirnya lagi-lagi INDIMIE menjadi menu makan siang kami. Mi lagi mi lagi….mau ah… Rencana selesai makan langsung turun menuju Bojong, tapi karena ujan maka kepulangan kami terpaksa tertunda beberapa jam (hamper 1,5 jam).
Sekitar pukul 14.30 kami turun sempat tertunda sebentar karena motor Usup ngadat, terus menuju Ciampea, Dermaga, trus menuju jalan baru belok kiri menuju Cilebut dan Bojonggede. Sampai di rumah saya sekitar jam 17.15. Untunglah istri saya sudah menyiapkan minum,snack ala kadarnya, kopi dan makan tentunya.
Selesai makan, minum dan sempat mengunjungi rumah pak Nedy, Riyono dan Dol munir akhirnya rombongan kembali melanjutkan perjalanan menuju Jakarta.
Banyak kenangan indah yang lucu,menarik, konyol yang semuanya akan memperkaya pengalaman kita masing-masing.
Semoga kita bisa membuat acara touring ke 3 dilain kesempatan tentu dengan membenahi segala kekurangan yang masih ada. Yang penting karyawan tetap semangat dan kompak tanpa dipecah belah oleh unit-unit yang berbeda. Semoga….!!!!
Sampai jumpa di TOURING berikutnya.
Buat Pak Parji, atas nama temen-temen saya minta maaf ya. Dan jangan kapok bergabung.
Terima kasih atas kekompakan dan kebersamannya.

Thanks…for all


Martono

Kamis, 28 Agustus 2008

coba


Ton junior

AKU

Aku adalah seorang lelaki yang baik hati namun sederhana dan bersahaja.
Besar dan hidup dalam tradisi jawa .
Memiliki hoby jalan rame-rame sama temen,terutama ke alam terbuka (alam pegunungan)
'Persevera" adalah semboyan yang saya sukai.karena memiliki arti luas yaitu: tekun, ulet, kerja keras, berdaya tahan, pantang putus asa.
Saya senang memiliki banyak temen/sahabat dan saudara.
Haahaha...